Jakarta, Indonesia meraih hasil yang memuaskan pada Asian Games 2018. Indonesia menduduki peringkat empat, sesuai target Presiden RI Ir. H. Joko Widodo untuk bisa masuk 10 besar. Prestasi yang diraih ini membuat Indonesia menjadi kian terpandang di mata dunia.
Berada di peringkat empat, Indonesia mengumpulkan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu, dengan total secara keseluruhan 98 medali. Pencapaian tersebut melebihi target yang diberikan pemerintah, sebanyak 16 emas.
Pencak silat menjadi cabang olahraga (cabor) yang menjadi penyumbang emas terbanyak, yakni 14 emas. Di bawahnya, cabor panjat tembing meraih tiga emas, disusul badminton dua emas, paralayang dua emas, dan sepeda gunung juga menyumbang dua emas.
Berikut ini, daftar lengkap cabor penyumbang medali pada Asian Games 2018.
1. Pencak Silat (14 Emas, 1 Perunggu)
2. Sport Climbing (3 Emas, 2 Perak, 1 Perunggu)
3. Badminton (2 Emas, 2 Perak, 4 Perunggu)
4. Paralayang (2 Emas, 1 Perak, 3 Perunggu)
5. Sepeda Gunung (2 Emas, 1 Perunggu)
6. Dayung (1 Emas, 2 Perak, 2 Perunggu)
7. Sepaktakraw (1 Emas, 1 Perak, 3 Perunggu)
8. Wushu (1 Emas, 1 Perak, 3 Perunggu)
9. Jetski (1 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu)
10. Angkat Besi (1 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu)
11. Karate (1 Emas, 3 Perunggu)
12. Tenis (1 Emas)
13. Taekwondo (1 Emas)
Prestasi yang diraih Indonesia menjadi sejarah baru pada ajang Asian Games. Sepanjang keiikutsertaan pada pesta olahraga empat tahunan itu, emas terbanyak diraih saat menjadi tuan rumah Asian Games keempat pada 1962, yakni menyabet 11 emas.
Hasil yang tak kalah baik juga pernah ditorehkan Indonesia pada Asian Games 1978 di Bangkok, Thailand. Saat itu, Indonesia memboyong delapan emas. Sedangkan, pada 2014 di Icheon, Korea Selatan, Indonesia hanya meraih empat emas.
Pada satu sisi, Indonesia pernah mengalami masa paceklik emas pada 1951, 1954, dan 1958 saat Asian Games dilaksanakan di New Delhi, Manila, dan Tokyo. Indonesia saat itu tidak meraih emas sama sekali. Pada 1951, Indonesia bahkan hanya mampu meraih medali perunggu saja.
Berikut ini data selengkapnya.
1. 2018 (Jakarta–Palembang): 31 Emas, 24 Perak, 43 perunggu (Posisi 4)
2. 1962 (Jakarta): 11 Emas, 12 Perak, 28 Perunggu (Posisi 2)
3. 1978 (Bangkok): 8 Emas, 7 Perak, 18 Perunggu (Posisi 7)
4. 1998 (Bangkok): 6 Emas, 10 Perak, 11 Perunggu (Posisi 11)
5. 1966 (Bangkok): 5 Emas, 5 Perak, 12 Perunggu (Posisi 7)
6. 2010 (Guangzhou): 4 Emas, 9 Perak, 13 Perunggu (Posisi 15)
7. 2002 (Busan): 4 Emas, 7 Perak, 12 Perunggu (posisi 14)
8. 2014 (Incheon): 4 Emas, 5 Perak, 11 Perunggu (Posisi 17)
9. 1982 (New Delhi): 4 Emas, 4 Perak, 7 Perunggu (Posisi 6)
10. 1994 (Hiroshima): 3 Emas, 12 Perak, 11 Perunggu (Posisi 11)
11. 1990 (Beijing): 3 Emas, 6 Perak, 21 Perunggu (Posisi 7)
12. 1974 (Tehran): 3 Emas, 4 Perak, 4 Perunggu (Posisi 9)
13. 1970 (Bangkok): 2 Emas, 5 Perak, 13 Perunggu (Posisi 9)
14. 2006 (Doha): 2 Emas, 3 Perak, 15 Perunggu (Posisi 22)
15. 1986 (Seoul): 1 Emas, 5 Perak, 4 Perunggu (Posisi 9)
16. 1958 (Tokyo): 0 Emas, 2 Perak, 4 Perunggu (Posisi 12)
17. 1951 (New Delhi): 0 Emas, 0 Perak, 5 Perunggu (Posisi 7)
18. 1954 (Manila): 0 Emas, 0 Perak, 3 Perunggu (Posisi 11)
Puncak prestasi yang telah diraih ini tidak lepas dari campur tangan pemerintah dalam segi pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana olahraga, renovasi venue, dan pemberian bonus dengan pencairan yang cepat. Cara tersebut dinilai mampu mendongkrak motivasi para atlet.
Selain prestasi di bidang olahraga, Dewan Olimpiade Asia (OCA) juga memuji Indonesia yang sukses menyelenggarakan Asian Games di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September 2018.
Menurut Ketua INASGOC Erick Thohir, kunci kesuksesan ini karena tuan rumah mampu mengatasi masalah nonteknis, seperti kemacetan di Jakarta. Pemberlakuan sistem ganjil-genap dari pukul 06.00-21.00 selama Senin-Minggu dinilai mampu mengurangi kemacetan.
Luar biasanya, berbagai persiapan tersebut hanya dilakukan dalam waktu yang sempit, hanya tiga tahun. Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah setelah Vietnam mengundurkan diri karena masalah ekonomi pada 2014. Normalnya persiapan acara sebesar Asian Games membutuhkan waktu tujuh tahun.
Atas kesuksesan Asian Games 2018, INASGOC dan pemerintah Indonesia memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang turut menyukseskan penyelenggaraan, salah satunya Alfamart sebagai Official Supporting Sponsor.
Selama perhelatan Asian Games, Alfamart bertanggung jawab sebagai retail penjual makanan dan minuman yang ada di area venue Asian Games 2018, mencakup venue di Jakarta dan Palembang, serta wisma atlet. Total booth sekitar 70 titik di sekitar venue Asian Games.
Alfamart menyelenggarakan campaign selama berlangsungnya Asian Games, yaitu penjualan merchandise Asian Games 2018, campaign Selebrasi Indonesia Juara dengan membagikan voucher belanja kepada masyarakat apabila Indonesia mendapatkan medali emas melalui aplikasi AlfaGift, dan membagikan voucher lebih dari 10 ribu voucher belanja dan produk gratis kepada masyarakat.(hy)
Sumber:Halodunia.net
Berada di peringkat empat, Indonesia mengumpulkan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu, dengan total secara keseluruhan 98 medali. Pencapaian tersebut melebihi target yang diberikan pemerintah, sebanyak 16 emas.
Pencak silat menjadi cabang olahraga (cabor) yang menjadi penyumbang emas terbanyak, yakni 14 emas. Di bawahnya, cabor panjat tembing meraih tiga emas, disusul badminton dua emas, paralayang dua emas, dan sepeda gunung juga menyumbang dua emas.
Berikut ini, daftar lengkap cabor penyumbang medali pada Asian Games 2018.
1. Pencak Silat (14 Emas, 1 Perunggu)
2. Sport Climbing (3 Emas, 2 Perak, 1 Perunggu)
3. Badminton (2 Emas, 2 Perak, 4 Perunggu)
4. Paralayang (2 Emas, 1 Perak, 3 Perunggu)
5. Sepeda Gunung (2 Emas, 1 Perunggu)
6. Dayung (1 Emas, 2 Perak, 2 Perunggu)
7. Sepaktakraw (1 Emas, 1 Perak, 3 Perunggu)
8. Wushu (1 Emas, 1 Perak, 3 Perunggu)
9. Jetski (1 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu)
10. Angkat Besi (1 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu)
11. Karate (1 Emas, 3 Perunggu)
12. Tenis (1 Emas)
13. Taekwondo (1 Emas)
Prestasi yang diraih Indonesia menjadi sejarah baru pada ajang Asian Games. Sepanjang keiikutsertaan pada pesta olahraga empat tahunan itu, emas terbanyak diraih saat menjadi tuan rumah Asian Games keempat pada 1962, yakni menyabet 11 emas.
Hasil yang tak kalah baik juga pernah ditorehkan Indonesia pada Asian Games 1978 di Bangkok, Thailand. Saat itu, Indonesia memboyong delapan emas. Sedangkan, pada 2014 di Icheon, Korea Selatan, Indonesia hanya meraih empat emas.
Pada satu sisi, Indonesia pernah mengalami masa paceklik emas pada 1951, 1954, dan 1958 saat Asian Games dilaksanakan di New Delhi, Manila, dan Tokyo. Indonesia saat itu tidak meraih emas sama sekali. Pada 1951, Indonesia bahkan hanya mampu meraih medali perunggu saja.
Berikut ini data selengkapnya.
1. 2018 (Jakarta–Palembang): 31 Emas, 24 Perak, 43 perunggu (Posisi 4)
2. 1962 (Jakarta): 11 Emas, 12 Perak, 28 Perunggu (Posisi 2)
3. 1978 (Bangkok): 8 Emas, 7 Perak, 18 Perunggu (Posisi 7)
4. 1998 (Bangkok): 6 Emas, 10 Perak, 11 Perunggu (Posisi 11)
5. 1966 (Bangkok): 5 Emas, 5 Perak, 12 Perunggu (Posisi 7)
6. 2010 (Guangzhou): 4 Emas, 9 Perak, 13 Perunggu (Posisi 15)
7. 2002 (Busan): 4 Emas, 7 Perak, 12 Perunggu (posisi 14)
8. 2014 (Incheon): 4 Emas, 5 Perak, 11 Perunggu (Posisi 17)
9. 1982 (New Delhi): 4 Emas, 4 Perak, 7 Perunggu (Posisi 6)
10. 1994 (Hiroshima): 3 Emas, 12 Perak, 11 Perunggu (Posisi 11)
11. 1990 (Beijing): 3 Emas, 6 Perak, 21 Perunggu (Posisi 7)
12. 1974 (Tehran): 3 Emas, 4 Perak, 4 Perunggu (Posisi 9)
13. 1970 (Bangkok): 2 Emas, 5 Perak, 13 Perunggu (Posisi 9)
14. 2006 (Doha): 2 Emas, 3 Perak, 15 Perunggu (Posisi 22)
15. 1986 (Seoul): 1 Emas, 5 Perak, 4 Perunggu (Posisi 9)
16. 1958 (Tokyo): 0 Emas, 2 Perak, 4 Perunggu (Posisi 12)
17. 1951 (New Delhi): 0 Emas, 0 Perak, 5 Perunggu (Posisi 7)
18. 1954 (Manila): 0 Emas, 0 Perak, 3 Perunggu (Posisi 11)
Puncak prestasi yang telah diraih ini tidak lepas dari campur tangan pemerintah dalam segi pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana olahraga, renovasi venue, dan pemberian bonus dengan pencairan yang cepat. Cara tersebut dinilai mampu mendongkrak motivasi para atlet.
Selain prestasi di bidang olahraga, Dewan Olimpiade Asia (OCA) juga memuji Indonesia yang sukses menyelenggarakan Asian Games di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September 2018.
Menurut Ketua INASGOC Erick Thohir, kunci kesuksesan ini karena tuan rumah mampu mengatasi masalah nonteknis, seperti kemacetan di Jakarta. Pemberlakuan sistem ganjil-genap dari pukul 06.00-21.00 selama Senin-Minggu dinilai mampu mengurangi kemacetan.
Luar biasanya, berbagai persiapan tersebut hanya dilakukan dalam waktu yang sempit, hanya tiga tahun. Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah setelah Vietnam mengundurkan diri karena masalah ekonomi pada 2014. Normalnya persiapan acara sebesar Asian Games membutuhkan waktu tujuh tahun.
Atas kesuksesan Asian Games 2018, INASGOC dan pemerintah Indonesia memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang turut menyukseskan penyelenggaraan, salah satunya Alfamart sebagai Official Supporting Sponsor.
Selama perhelatan Asian Games, Alfamart bertanggung jawab sebagai retail penjual makanan dan minuman yang ada di area venue Asian Games 2018, mencakup venue di Jakarta dan Palembang, serta wisma atlet. Total booth sekitar 70 titik di sekitar venue Asian Games.
Alfamart menyelenggarakan campaign selama berlangsungnya Asian Games, yaitu penjualan merchandise Asian Games 2018, campaign Selebrasi Indonesia Juara dengan membagikan voucher belanja kepada masyarakat apabila Indonesia mendapatkan medali emas melalui aplikasi AlfaGift, dan membagikan voucher lebih dari 10 ribu voucher belanja dan produk gratis kepada masyarakat.(hy)
Sumber:Halodunia.net
0 Komentar